BELAJAR RENANG
Oleh
Dr. Marta Dinata, M.Pd
Penerbit Cerdas Jaya
Jakarta
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah Singkat
Sepanjang
perkembangan yang dapat di ikuti,
kota Bandung merupakan kota yang mengawali kegiatan olahraga renang di
Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan pembangunan kolam renang Cihampelas pada
tahun 1904. Disamping itu sebelum kemerdekaan telah beberapa kolam renang
dibeberapa kota besar, seperti Jakarta, Surabaya dan lainnya. Dengan adanya beberapa kolam renang,
perkembangan cabang olahraga ini ditandai dengan dibentuknya perkumpulan-perkumpulan renang antara lain
Bandungsche Zwembrond atau Perserikatan Berenang Bandung pada tahun 1917.
Ketika itu terdapat 7 perkumpulan yang bernaung di bawah perserikatan tersebut,
termasuk perkumpulan renang siswa-siswa sekolah di Bandung.
Menyusul
berdirinya West Java Zwembrond pada tahun 1918, pada tahun 1927 di Jawa Timur
berdiri Oost Java Zwembronf (perserikatan Renang Jawa Timur). Dua peloncat
indah Belanda mencetak prestasi pada tahun 1934. Hamman dan Van de Groen,
masing-masing sebagai juara pertama dan kedua nomor-nomor papan 3 meter dan
menara. Ketika Far Eastern Games (Olimpiade Timur Jauh) berlangsung di Manila
pada tahu 1934, kedua peloncat tersebut
utusan Hindia Belanda.
B. Renang dan Alam Kemerdekaan
Selama
pendudukan Jepang 1924-1925 memang kesempatan untuk berenang terbuka luas bagi
bangsa Indonesia, karena pemerintah Jepang membuka semua kolam renang di tanah
air untuk masyarakat umum. Pada awal kemerdekaan Indonesia, perkembangan renang
di tanah air agak menurun, disebabkan bangsa kita terlibat dalam perjuangan
fisik melawan penjajah dan beberapa tahun setelah kemerdekaan, berada di bawah
Zwembrond Voor Indonesia (ZVBI). Pembentukan
organisasi induk renang terwujud pada tanggal 21 Maret 1951, Ketika kongres
pertama di Jakarta menganngkat Prof. Dr. Poerwo Soedarmo sebagai ketua pertama
Persatuan Berenang Seluruh Indonesia (PBSI) yang pada tahun 1957 namanya
menjadi Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) , agar tidak mempunyai
singkatan yang sama dengan Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI)`
Dalam upaya
menyempurnakan bidang organisasi pada tahu
1952 PRSI menjadi anggota resmi Federasi Renang Dunia, Federation Interasionale de Nation Amateur
(FINA) dan juga jadi anggota resmi Internasional Olympic Committee (IOC),
Komite Olimpiade Internasional. Perkembangan
cabang olahraga ini berlangsung pesat di berbagai daerah dan perlombaan renang
diadakan setiap tahun di tingkat nasional . Misalnya saja dalam PON cabang olah
raga renang dengan berbagai nomor perlombaan menjadi salah satu nomor utama
dalam acara. Pada saat perkembangan olahraga ini, tahun 1952 tellah diutus
perenang 200 meter gaya dada Soeharko ke Olimpiade Helsinki. Walaupun tidak
berhasil mencapai semifinal, tetapi telah terpecahkan rekor Indonesia atas
namanya dari 2.51.3 menjadi 2.50.6.
Pada tahun 1953
Indonesia turut mengambil bagian dalam Youh Festival di Bukarest. Dalam
melancarkan kegiatan-kegiatan renang pada waktu tertentu PRSI mengadkan kongres
dan menyempurnakan susunan pengurusnya demi kemajuan cabang olahraga yang
mempunyai banyak nomor perlombaan pada setiap pertandingan yaitu :
Tahun Kota Ketua
Umum
1951
kongres I Jakarta Dr. Poerwaedarmo
1954
kongres II Bandung D. Soeprayogi
1955
kongres III Cirebon D. Soeprayogi
1957
kongres IV Makassar D. Soeprayogi
1959
kongres V Jakarta D. Soeprayogi
1963
kongres VI Jakarta D. Soeprayogi
1968
kongres VII Jakarta D. Soeprayogi
1974
kongres VIII Jakarta D. Soeprayogi
1982
kongres IX Malang M.Siregar
1987 kongres X B.Lampung Ir.
Drs. Ginanjar Kartasasmita
Selama hampir 30
tahun (1954 – 1983) D. Soeprayogi memegang pucuk pimpinan PRSI. Pada tahun 1983
beliau diangkat sebagai ketua kehormatan atas segala dedikasinya di bidang
olahraga renang. Sebagai penggantinya untuk meneruskan pimpinan ditetapkan M.
Siregar, yang sejak tahun 1959 telah bertindak sebagai ketua komisi teknik dan
sejak tahun 1968 telah ketua I dan pada tahun 1983 diangkat menjadi ketua umum.
Pada tahun 1963
Indonesia harus mengundurkan diri dari Federasi Dunia Renang karena sebagai
tuan rumah Ganefo pada bulan November tahun tersebut, dan pada tahun 1966 PRSI
diterima kembali sebagai anggota FINA dan pada tahun 1966 PRSI ikut
berpartisipasi dalam Asian Games V di Bangkok.
Dalam upaya
meningkatkan prestasi para perenang yang diiventrisasi tiap kejuaraaan
nasional, mulai kejuaraan nasional di Malang pada tahun 1959 diadakan pemisahan
antara perenang senior dan junior sampai akhirmya muncul sistem pengelompokan
seperti :
·
Kelompok umur IV perenang berusia 10
tahun kebawah
·
Kelompok umur III 11-12 tahun
·
Kelompok umur II 13-14 tahun
·
Kelompok umur 15-17 tahun
·
Kelompok umur senior adalah perenang
berusia 18 tahun ke atas.
Untuk pertama
kalinya kejuaraan renang diadakan di Bandung pada tahun 1978 dan setiap tahun
diadakan secara berkesinambungan sebagai berikut:
·
1978 Bandung
·
1979 Malang
·
1980 Jakarta
·
1981 Medan
·
1982 Semarang
·
1983 Jakarta
·
1984 Jakarta
·
1985 Ujung Pandang
·
1986 Jogyakarta
·
1987 Bandar Lampung
·
1988 Solo
BAB II
PENGENALAN
OLAH RAGA RENANG
Olahraga renang
merupakan olahraga dengan aktivitas di air yang membawahi cabang-cabang
olahraga lainnya. Cabang-cabang olahraga yang berada di bawah naungan PRSI
diantaranya :
·
Cabang olahraga renang
·
Cabang olahraga loncat indah
·
Cabang olahraga polo air
·
Cabang olahraga renang indah
·
Cabang olahraga perairan terbuka
PRSI didirikan
pada tahun 1951 sehingga induk organisasi ini berkewajiban untuk mengelola dan
mengembangkan keempat cabang olahraga itu dengan seksama. Cabang olahrga loncat indah dikenal pada
tahun 1968. Yang diperkenalkan oleh seorang perenang/peloncat nasional yaitu
eman sulaeman. Pada saat itu loncat indah sudah dicobakan kepada para atlet
renang yang sudah tidak aktif lagi akan
tetapi ternyata kelangsungan hidupnya cabang olahrga loncat indah sulit
dipertahankan. Beberapa kali, dicoba untuk
dipertunjukan kepada khlayak ramai tetepi hal ini tidak juga mendapat minat
masyarakat umum. Kita mengenal
olahraga renang sebagai dasar dari keempat cabang olahraga yang tergabung dalam
naungan PRSI, dan merupakan landasan yang pertama kali perlu dipelajari. Hingga tahun 1960, olahraga renang di
Indonesia masih memperkenalkan gaya dada sebagai gaya renang yang pertama kali
diperkenalkan. Maka hasil penelitian para ahli renang berpendapat, hendaknya
untuk pertama kali dianjurkan kepada mereka yang akan belajar berenang adalah
gaya bebas. Pendapat ini cukup beralasan, karena
memang gaya bebas adalah gaya renang yang mempunyai gerakan mengarah lurus. Hal
itu memungkinkan setiap orang mudah untuk mempelajarinya. Kemudian alasan lain
yang dikemukakan adalah gerakan dan irama kaki pada gaya bebas, lebih sesuai
dengan gerakan kaki manusia saat berjalan sehari-hari. Bahkan
dari pengalaman membuktikan, bila kita memulai belajar dengan gaya dada memang
cepat bisa berenang, akan tetapi setelah itu untuk menguasai gaya renang
lainnnya agak sulit untuk dipelajari. Lain halnya dengan pertama kali
mempelajari gaya bebas, untuk pertama kali belajar gaya bebas agak sulit. Namun
setelah itu untuk mempelajari 3 gaya renang lainnya mudah untuk di pelajari
Untuk kegiatan
renang prestasi, dikenal 4 gaya renang yang kemudian menjadi dasarnya. Adapun
gaya renang itu ialah :
·
Gaya bebas
·
Gaya punggung
·
Gaya kupu-kupu
·
Gaya dada
Gambar 1. Gaya Bebas Gambar
2. Gaya Punggung
Gambar 3. Gaya Kupu-kupu Gambar
4. Gaya Dada
Keempat gaya
renang ini, diperlombakan dalam setiap pertandingan nasional maupun
internasional. Sedangkan empat gaya itu, dikenal dengan nama gaya ganti
perorangan apabila dilakukan oleh satu perenang. Atau gaya ganti estafet,
apabila dilakukan oleh empat orang dengan merenangkan masing-masing satu macam
gaya.
A. Pengenalan Air
Cara peraktis
untuk mengenal air, bisa dilakukan dengan melatih agar mengambil udara di
permukaan air, melalui mulut dan kemudian masuk permukaan air dengan segera
menutup mulut. Selanjutnya di bawah permukaan air secara perlahan-lahan
dihembuskan melalui hidung. Bagi
anak-anak yang sangat takut melihat air, hal ini sangat bermanfaat terutama
bisa menunjang seorang lebih cepat bisa berenang. Kesulitan
yang sering dihadapi adalah bagaimana menguasai diri di permukaan air.
Penguasaan diri ini hanya bisa jika bersangkutan mengenal lebih dekat tentang
sifat-sifat air dan lingkungan. Bentuk lanjutan yang juga perlu
diajarkan kepada mereka yang ingin belajar renang yaitu cara meluncur. Sepintas
bentuk cara meluncur, seakan-akan hanyalah bentuk atau latihan yang kurang
bermanfaat. Akan tetapi harus disadari jika manfaat meluncur ini terutama
diperlukan untuk melatih keseimbangan tubuh di permukaan air dalam sikap yang
dibutuhkan oleh setiap orang yang akan berenang. Orang
yang kaku, tidak fleksibel untuk melakukan sikap rileks disaaat meluncur memang
tidak mudah. Bahkan seringkali hal serupa ini menjadi hambatannya.
Meluncur
atau bentuk-bentuk latihan meluncur dilakukan, pertama dengan berdiri pada tepi
kolam dengan salah satu kaki siap mendorong (lihat gambar 5) Dengan sikap kedua lengan lurus
disamping telinga dimana ibu jari saling berkaitan diatas kepala. Bungkukkan
tubuh, hingga kedua ibu jari (ujung-ujung jari) masuk permukaan air. Pada saat
ini, lakukan tolakkan kaki yang menempel di dinding untuk melakukan luncuran.
Bentuk latihan ini perlu dilatih berulang-ulang sampai terbiasa.
Gambar 5. Meluncur
BAB III
RENANG GAYA DADA
Renang gaya dada
merupakan gaya yang pertama dilakukan dalam pertandingan olahrga renang,
kemudian menyusul gaya bebas, gaya punggung dan gaya kupu-kupu.
1.
Posisi
Badan
Setiap gaya
renang yang dilakukan perlu di jaga sikap lurus atau posisi horizontal yang
sejajar dengan permukaan air. Yang merupakan kunci dalam olahrga renang adalah
posisi kepala pada waktu mengambil nafas. Kepala naik di atas permukaan air dan
dan untuk bernapas kepala harus diupayakan serendah mungkin, sehingga bibir bawah
tepat pada permukaan air. Sedangkan ketika kepala masih diatas air, di usahakan
sebagian kecil dari rambut kepala masih diatas permukaan air, sehingga dengan
demikian posisi badan akan mulai strime line.
Gambar 1. Posisi Badan
2.
Gerakan
kaki
Gerakan kaki
pada gaya dada terdiri dari dua bagian yaitu :
a.
Gerakan
rekaveri atau gerakan kontra
Yaitu gerakan
pada renang yang diawali dengan sikap meluncur kedua kaki dalam keadaan lurus,
dilanjutkan dengan menarik kaki dengan cara lutut ditarik ke bawah. Gerakan ini
dilakukan dengan perlahan guna mengurangi tahanan telapak kaki selama tarikan
tepat mengahdap ke atas. Lebar antara kedua lutut berada pada posisi antara
tumit dengan pantat, sehingga memnbentuk huruf “V”. apabila lutut terlalu di
tarik ke depan, sehingga lutut berada di bawah perut maka pantat akan kluar
dari permukaan air. Sebaliknya jika lutut terlalu kebelakang maka kaki akan
keluar dari permukaan air, pada akhir rekaveri ini psosisi telapak kaki dalam
keadaan lurus dan lutut tertekuk.
b.
Gerakan
tendangan kaki
Dimulai setelah
gerakan rekaveri. Yaitu dengan kedua kaki di ending kearah luar dan dirapatkan
kembali. Gerakan ini melingkar setelah lingkaraan. Kecepatan gerakan
tendangan kaki dimulai dari gerakan
pelan kemudia cepat. Pada waktu memutar atau melecut gerakannya adalah yang
paling keras untuk melakukan gerakan selanjutnya yaitu kaki rapat dan lurus dan
akhir gerakan ini telapak kaki yang semula dari keadaan ditekuk menjadi lurus
kembali.
Urutan Gerakan Kaki Gaya Dada
1. Ketika
meluncur, kaki dalam keadaan lurus termasuk telapak kaki
2. Kaki
ditarik lemas dengan cara ditekuk pada lutut, dan gerakan kearah bawah sehingga
telapak kaki menghadap ke atas.
3. Rekaveri
(tarikan) kaki mencapai maksimal dimana tumit, lutut dan pantat membentuk huruf
“V” atau lutut terletak di tengah tengah antara tumit dan pantat.
4. Akhir
dari rekaveri, telapak kaki dalam keadaan lurus kemudian menekuk dan jarak
antara kedua lutut selebar bahu.
5. Permulaan
tendangan kaki, telapak tangan dilemparkan kearah samping belakang diawali
dengan perlahan kemudian dilakukan dengan cepat.
6. Tendangan
kaki dengan cara melecut telah sampai pada pertegahan kecepatan hampir mencapai
maksimal, telapak kaki mulai bergerak dari keadaan tertekuk kearah lurus.
7. Tendangan
kaki dengan membentuk (whip-kick) masih berjalan dengan kecepatan maksimal,
telapak kaki masih dalam perjalanan dari tertekuk kearah lurus.
8. Tendangan
kaki mencapai akhir gerakan, dengan kecepatan yang berkurang telapak kaki telah
hampir mencapai keadaan lurus dan keadaan tertekuk.
9. Tendangan
kaki telah berakhir, dimana kedua kaki telah rapat dan telapak kaki telah
menjadi lurus kembali. Perlu diketahui bahwa gerakan kaki kanan dan kaki kiri,
selalu bersamaan.
Dengan demikian
perenang gaya dada haruslah rileks terutama pada pergelangan kaki, sehingga
dapat bergerak dengan mudah dari telapak kaki yang lurus ke telapak kaki yang
terbentuk dan sebaliknya dalam pelaksanaaan tendangan kaki merupakan pendorong
yang utama.
3.
Gerakan
Lengan
Gerakan lengan
pada gaya dada terdiri dari dua bagian yaitu :
a.
Gerakan
Mendayung
Yaitu gerakan
yang menghasilkan gerakan maju. Dalam melakukan gerakan ini dimulai dengan
meluncur, tangan lurus di depan lengan ditarik keatas samping bawah sehingga
tangan berada pada kedalaman 15 sampai 20 cm di bawah permukaan air. Tangan
harus lebih rendah dari siku dan telapak tangan menghadap ke luar. Dari psosisi
lengan yang masih lurus ini mulailah ayunan lengan, yaitu kedua lengan
berpisah, tangan diarahkan ke bawah dengan menekuk pergelangan tangan yang
mendayung ke arah luar, siku menjadi tinggi karena ditekuk sehingga tangan dan
lengan dibawah dapat mendorong lebih
banyak air dengan garis lengkung, kemudian lengan bagian bawah diarahkan
kebelakang dengan garis lengkung kedalam. Telapak tangan dimiringkan keluar
kemudian miringkan ke dalam. Lengan bagian atas digerakkan ke bawah, sehingga
bahu menjadi naik ke permukaan air.
b.
Gerakan
Rekaveri
Setelah
melakukan gerakan mendayung dan kedua tangan dibawah dada, maka mulailah
gerakan rekaveri dengan menggerakan kedua tangan ke muka dengan pelan guna
menghindari tahanan depan yang besar, dan ibu jari mengahadap ke bawah (telapak
tangan menghadap ke luar).
Urutan Lengan Gaya Dada
1. Lengan
dalam keadaan lurus , dengan sikap meluncur, dengan telapak tangan menghadap
keluar.
2. Ayunan
lengan dimulai dengan membawa lengan ke arah samping bawah, pergelangan tangan
dibengkokkan, gerakan dimulai dengan perlahan.
3. Ayunan
lengan berjalan ke arah samping, kecepatan dayung di tingkatkan dengan cepat.
4. Ayunan
lengan pada pertengahan, dengan sikap siku membengkokan kedalam telapak tangan
menghadap ke samping belakang kecepatan dayung mencapai maksimal.
5. Lengan
masih dalam ayunan dengan telapak tangan menghadap ke belakang dalam tekukan
mencapai maksimal.
6. Lengan
pada akhir ayunan kedua siku rapat pada lengan bawah dan dada.
7. Lengan
pada permukaan gerakan rekaveri dengan membawa kedua tangan kearah depan secara
perlahan-lahan.
8. Posisi
lengan setelah melakukan gerakan rekaveri, ibu jari menghadap kebawah badan
dalam posisi meluncur, gerakan lengan gaya dada selalu dilakukan secara
serentak dan simetris antara lengan kanan dan lengan kiri.
4.
Pernapasan
Pernapasan pada renang gaya dada
dilakukan dengan cara mengangkat kepala ke arah depan. Pandangan melihat ke
arah depan sehingga mulut keluar dari permukaan air. Naiknya kepala diusahakan
sedikit hanya secukupnya untuk bernapas. Naiknya kepala sedikit mungkin ini
mengakibatkan dapat dipertahankan posisi badan yang strime line. Demikian juga
rekaveri lengan, kepala diturukan sedikit sehingga hanya sebagian kecil rambut
yang masih keliahatan diatas permukaan air. Pengambilan napas dilakukan saat
kepala naik keatas permukaaan , dan mulut dibuka lebar sehingga udara masuk
secara bebas. Pengeluaran udara dilakukan saat kepala akan keluar dari
permukaan air dan hembusan udara dari mulut secara tepat.
5.
Koordinasi
Gerakan
Gerakan lengan dan gerakan kaki pada
gaya dada tidak dilakukan secara bersamaan. Tetapi dilakukan secara beriringan
antara gerakan lengan dan gerakan kaki, koordinasi gerakan lengan atau gerakan
kaki adalah sebgai berikut : dari sikap meluncur dimana lengan dan kaki dalam
keadaan lurus mulailah ayunan
lengansampai pada pertengahan ayunan, kemudian rekaveri dimulai, pada saat kaki
melakukann tendangan maka lengan melakukan rekaveri, lengan dan kaki dalam
keadaan lurus kembali untuk melakukan luncuran.
Koordinasi Gerakan Lengan dan Kaki
1. Lakukan
ayunan lengan sesaat sebelum rekaveri dimulai
2. Tendangan
kaki dan rekaveri dimulai
Urutan Gerakan Lengan dan Kaki pada Gaya Dada
1. Posisi
badan dengan sikap meluncur dimana lengan kaki dalam keadaan lurus, sebagian
kepala masih memecahkan permukaan air.
2. Lengan
mulai melakukan ayunan dengan telapak tangan menghadap kesamping belakang, kaki
masih dalam keadaan lurus.
3. Ayunan
dilakukan dengan kedua lengan kearah samping, telapak tangan menghadap samping
belakang, kaki masih belum mengadakan rekaveri.
4. Ayunan
lengan mendekati kecepatan maksimal, kaki dalam keadaan lurus.
5. Ayunan
lengan dilakukan dari arah samping belakang, kecepatan ayunan pada tahap
maksimal, dan kepala mulai keluar dari permukaan air, pengeluaran napas mulai
dilakukan.
6. Ayunan
lengan pada tahap akhir, kedua tangan mulai mendekati tubuh, telapak tangan
mengarah kedalam dan kaki masih dalam keadaan lurus, kepala hampir keluar dari
permukaan air sehingga pengeluaran napas menjadi maksimal.
7. Ayunan
lengan hampir selesai, kaki mulai mengadakan rekaveri dan mulut telah keluar
dari permukaan air untuk mengambil napas.
8. Ayunan
lengan telah selesai dengan merapatkan lengan atas pada tubuh dan lengan bawah
dagu. Kaki dalam pertengahan rekaveri.
9. Lengan
mulai mengadakan rekaveri dengan meluruskan kedua tangan ke depan kaki mencapai
saat akhir pada waktu rekaveri, dimana lutut berada ditengah-tengah antara
tumit dan pantat, kepala mulai turun dengan pandangan mata ke arah bawah.
10.
Rekaveri lengan secara perlahan telah
mencapai setengah kaki akhir rekaveri dimana telapak kaki dari keadaan lurus
berubah menjadi tertekuk guna mempersiapkan untuk tendangan kaki.
11.
Lengan hampir selesai melakukan
rekaveri, kaki telah mulai melakukan pukulan melecut ke arah samping, kepala
mengahadap ke bawah.
12.
Rekaveri telah selesai, dengan telapak
tangan menghadap keluar dan ibu jari terletak ke bawah, kaki dalam tendangan
melecut, dimana kecepatan gerakan mulai maksimal telapak kaki dari tertekuk
menjadi lurus dan ini yang merupakan pendorong kaki yang utama.
BAB IV
RENANG
GAYA BEBAS
Dalam renang
gaya bebas terdapat lima hal yang harus diperhatikan yaitu : posisi tangan,
gerakan kaki, gerakan lengan, pernapasan dan koordinasi gerakan.
1.
Posisi
Tangan
Kemajuan yang
banyak di capai dalam renang gaya bebas akhir-akhir ini bukanlah disebabkan
oleh perenang-perenang. Sekarang ini lebih besar dan lebih kuat sehingga mampu
menghasilkan dorongan yang besar. Tetapi terutama pengecilan tahanan sehingga
posisi badannya membentuk garis lurus. Para perenang bebas tingkat dunia,
sekarang dapat berenang dengan tahanan kecil, sehingga mampu menempuh jarak
1500 meter dalam waktu 15 menit.
Dalam bernapas sikap kepala haruslah
menoleh ke arah samping bukan mengangkat kepala, dapat dikatakan kunci posisi
badan yang baik adalah sikap kepala dalam renang. Dengan kata lain kepala
merupakan bagia dari posisi badan. Bila kepala terangkat keatas maka bagian
bawah atas badan akan turun yaitu pinggang dan kaki (hukum newton) Oleh karena
itu harus dijaga jangan sampai diangkat, tetapi menoleh ke arah samping dalam
melakukan pernapasan.
Ayunan juga
merupakan salah satu penyebab sikap badan kurang lurus, misalnya ayunan lengan
yang terlalu keras ke arah bawah maupun ke arah atas akan membuat badan naik
turun, sehingga akan menambah tahanan, demikian gerakan lengan yang tidak benar
misalnya lengan dilemparkan lurus ke samping, ini akan menyebabkan sikap lurus
dari perenang terganggu.
2.
Gerakan
Kaki
Dalam olahrga renang gaya bebas
fungsi dari kaki yang utama adalah sebagai stabilisator dan upaya badan tetap
dalam keadaan lurus sehingga tahanan menjadi kecil, tarikan lengan dari gaya
bebas adalah sumber utama dalam luncuran dan kepada kebanyakan perenang
merupakan satu-satunya sumber dorongan atau luncuran.
Gerakan Kaki Gaya Bebas
Prinsip yang
harus diperhatikan dan dilakukan yaitu gerakan kaki harus selalu dimulai dengan
pangkal paaha.
Urutan Gerakan Kaki Gaya Bebas
a. Posisi
kaki kiri berada paling dalam atau terendah
pada akhir dari tendangan ke bawah. Paha dan betis merupakan satu garis
lurus tanpa tekukan pada lutut. Sikap kaki yang lurus ini sampai pada ujung
jari kaki kanan, psosisi kaki kanan pada saat mulai tendangan ke bawah lutut
mulai diturunkan dengan gerakan pangkal paha.
b. Posisi
kaki kiri mulai dinaikkan ke atas dalam keadaan lurus tanpa tekukan lutut,
gerakan ini merupakan gerakan sepenuhnya dari pangkal paha, dan dilakukan
dengan gerakan yang tidak keras dan rileks, sedang posisi kaki kanan dengan
tendangan kebawah yang keras, gerakan dari pangkal paha diperluas dengan
tekukan pada sedikit lutut.
c. Posisi
kaki kiri dalam pertengahan gerakan ke atas yang dilakukan dengan rileks dan
lurus. Sedangkan posisi kaki kanan mulai menendang dengan meluruskan kaki ke
bawah , tendangan kaki dilakukan dengan lurus dan kuat.
d. Posisi
kaki kiri hampir menyelesaikan gerakan ke atas dalam keadaan lurus dan rileks.
Sedangkan pada posisi kaki kanan hampir menyelesaikan tendangan kaki dengan
keras, dimana betis dan telapak kaki menendang air ke bawah sampai posisi yang
lurus dengan paha.
e. Posisi
kaki kiri selesai pada gerakan keatas dan dalam keadaan lurus berada di
maksimal diatas. Posisi kaki kanan selesai melaksanakan tendangan dan dalaam
keadaan lurus ke bawah.
f. Posisi
kaki kiri dalam perisapan atau dimulai dengan melakukan tendangan gerakan dari
paangkal paha dan sedikit tekukan pada lutut sedangkan kaki kanan dalam
persiapan atau mulai menaikkan kaki keadaan lurus.
g. Posisi
kaki kanan melakukan tendangan dengan gerakan kaki dari pangkal paha dan
bengkokkan pada sendi lutut, sedangkan kaki bagian bawah dalam persiapan
tendangan. Posisi kaki kanan masih dalam persiapan unutk menaikkan dalam
keadaan lurus. Sumber gerakan ini adalah pangkal paha.
h. Posisi
kaki kiri dalam pelaksanaan tendangan yang gerakannya dari pangkal paha ,
dengan cara meluruskan kaki bagian bawah dengan penuh kekuatan , sedang posisi
kaki kanan dalam perjalanann menaikkan kaki secara lurus.
Gambar 1. Gerakan Kaki Gaya Bebas
Secara singkat
dapat disimpulkan gerakan kaki pada renang gaya bebas adalah sebagai berikut :
1. Gerakan
kaki dilakukan dengan baik turun pada bagian yang vertical bergantian antara
kaki kanan dan kiri.
2. Gerakan
dimulai dari pangkal paha, dan pada gerakan menendang tekuk lutut kemudian
luruskan pada akhir tendangan.
3. Pada
saat tendangan dilakukan, telapak kaki bergerak lurus keadaan bengkok pada
akhir dar tendangan.
4. Gerakan
ke atas dilakukan dengan gerakan lurus, amplitude gerakan yaitu jarak anatara
suatu kaki maksimal di atas dan kaki yang lain di bawah sedangkan ritme atau
kecepatan gerakan, tergantung dari masing-masing perenang terutama ada yang :
o
2 tendangan kaki dalam 1 kali putaran
renang\
o
4 tendangan kaki dalam 1 kali putaran
renang
Mengenai
kekuatan atau kecepatan pada gerakan ke bawah atau gerakan tendangan dilakukan
dengan keras
3.
Gerakan
Lengan
Gerakan lengann pada gaya bebas
terdiri dari dua gerakan yaitu :
a. Gerakan
rekaveri, gerakan lengan selama di luar air yaitu : memindahkan telapak tangan
saat keluar dari air untuk dibawa kedepan kepala dan masuk kedalam air.
b. Gerakan
mendayung yang terdiri dari gerakan dorong. Gerakan di mulai dari ujung jari
tengah menyentuh air sampai lengan selesai melakukan ayunan keluar dari air
perlu diketahui bahwa gerakan lengan ini merupakan pendorong utama dalam renang
gaya bebas. Oleh sebab itu gerakan lengan ini harus betul-betul dipakai dan
dapat dilakukan secara benar.
Rekaveri Lengan
Pada waktu rekaveri, siku yang
pertama kali keluar dari air dalam suatu gerakan ke atas dan ke depan sedang
lengan bawah telapak tangan dan jari-jari mengikutinya. Gerakan ini dikenal
dengan gerakan rekaveri siku tinggi, gerakan rekaveri dilakukan dengan lemas,
hanya membutuhkan tenaga sedikit sekali. Sehingga kelanjutan gerakan mendayung,
gerakan rekaveri lengan tidak diperkenankan melempar lengan kesamping larena
hal ini menyebabkan bagian badan yaitu pantat dan kaki akan bergerak ke arah
yang berlawanan sesuai dengan hukum ketiga newton bila hal ini terjadi maka
akan menyebabkan renang berbelok-belok.
Untuk melatih gerakan dengan siku tinggi ada dua cara yaitu :
1. Pada
waktu rekaveri dimulai, ibu jari agar menempel pada paha dan bergerak maju
dalam keadaan tetap menempel melalui samping badan dalam hal ini siku bergerak
ke arah atas bukan ke arah samping.
2. Perenang
di minta berlatih rekaveri siku tinggi dengan berenang di pinggir kolam sedekat
mungkin dengan pinggir kolam kira-kira berjarak 20 cm dari tepi kolam dengan
demikian pereenang terpaksa melakukan rekaveri dengan melemparkan lengan ke
arah samping maka lengannya akan memukul
dinding tepi kolam.
Gerakan Mendayung
Akhir dari rekaveri, tangan mulai
masuk yang disebut entry. Entry dilakukan dengan ibu jari lebih dulu dalam air
kira-kira 30 cm didepan kepala. Siku masih terbuka dan masih tinggi tangan
masuk dengan air secara menusuk, sehingga tangan tidak membawa serta
gelembung-gelembung udara yang akan menjadi air kurang kompak. Air yang kompak
tidak mengandung gelembung udara adalah landasan yang kuat untuk melakukan
ayunan lengan.
Tarikan Lengan
Setelah entry dimulai dengan
diushakan lurus posisi siku lebih tinggi dari telapak tangan , kemudian dimulai
dengan tarikan full. Tarikan lengan menuju kearah pinggang secara diagonal
tangan menekan ke air dan berubah sepanjang arah tarikan.
Dorongan Lengan
Setelah telapak
tangan mencapai garis bahu, mulailah dorongan dengan mengubah arah telapak
tangan menuju kearah paha dorongan ini berakhir pada saat ibu jari menyentuh
paha dan mulailah gerakan rekaveri.
Urutan Dayung Lengan Gaya Bebas
1. Posisi
lengan kiri pada saat permukaan rekaveri dengan mengangkat siku yang tinggi,
sedangkan lengan kanan mulai melakukan entry dan mulai bergerak pada tarikan
lengan.
2. Posisi
lengan kiri tepat pada siku tinggi secara maksimal dari rekaveri, siku paling
tinggi, dibawahnya lengan bawah, telapak tangan dan yang paling rendah
jari-jari tangan, posisi lengan kana nada pada pertengahan tarikan dimana
lengan membengkokkan ke arah dalam.
3. Posisi
lengan berada pada entry dengan jari-jari masuk lebig dulu sedang posisi lengan
kanan pada tahap akhir dari tarikan.
4. Posisi
lengan kiri pada permulaan tarikan lengan, sedang posisi lengan kanan berada
pada tahap dorongan, telapak tangan berubah arah diagonal ke arah kanan,
kecepatan dayung mencapai maksimal.
5. Posisi
lengan kiri masih pada permulaan tarikan lengan, dengan arah telapak tangan
agak keluar sedangkan posisi lengan kanan pada akhir dari dorongan, dimana jari
tengah menyentuh paha.
Gambar 2. Dayung Lengan Gaya Bebas
4.
Pernapasan
Pernapasan pada
gaya bebas sangat mempengaruhi posisi
badan untuk streamline. Putaran untuk pernapasan haruslah dilakukan dengan axis
( sumbu putaran) garis sepanjang badan, sehingga kepala tidak akan naik terlalu
tinggi. Harus ada irama antara lengan, tendangan kaki olengan badan. Bagaimana
cara perenang mengembalikan napas ke arah kanan.
Waktu berenang permukaan air berada
diantara garis rambut dan kering dengan posisi yang enak untuk kepala. Putar
kepala ke arah lengan untuk mengambil napas. Pada saat lengan berada di air,
mengambil napas melalui mulut dengan buka lebar-lebar pada ketinggian permukaan
yang ditimbulkan oleh kepala karena melaju ke depan. Pada saat rekaveri lengan
kanan, kepala menoleh kearah bawah dan mata melihat arah air, pengeluaran napas
tepat sebelum kepala diputar untuk mengambil napas kembali, udara harus dibuang
keluar sebelum mulai mengambil napas kembali.
Gambar 3. Teknik Pernapasan
5.
Koordinasi
Gerakan
Sewaktu tangan
kanan masuk ke dalam air dengan cara menusuk, telapak tangan menghadap keluar
dalam permukaan tarikan, lengan kiri dalam permulaan dorongan, kaki kanan dalam
permulaan tendangan dan kaki kiri persiapan keatas, napas dikeluarkan melalui
mulut dan hidung.
1. Lengan
kanan masih dalam tarikan, lengan telah berada setengah dari dorongan kaki
dalam pelaksnaan tendangan dan kaki kiri sedang gerakan keatas.
2. Lengan
kanan akan menekan ke bawah, lengan kiri pada akhir dorongan. Kaki kanan
selseai melakukan tendangan kaki kiri pada permulaan tendangan.
3. Lengan
kanan akan menekan ke bawah, lengan kiri pada akhir dorongan. Kaki kanan
selseai melakukan tendangan kaki kiri pada permulaan tendangan.
4. Lengan
kanan berada pada akhir tarikan sedangkan lengan kiri mulai mengadakan
rekaveri, kaki kanan mulai naik ke atas dalam keadaan lurus. Sedang kaki kiri
pada pertengahan tendangan badan mulai oleng.
5. Lengan
kanan berada pada akhir tarikan. Lengan kanan melakukan permulaan rekaveri
dengan siku diangkat kaki kanan masih naik ke atas, kaki kiri masih dalam
pelaksanaan tendangan.
6. Lengan
kanan masih dengan dorongan dimana lengan dibengkokkan ke arah dalam lengan
kiri. Pelaksanaan rekaveri membawa siku kiri ke depan . kaki kanan mencapai
maksimal diatas dan kaki kiri pada tahap akhir dari tendangan, badan oleng ke
kir, muka ke bawah arah kiri.
7. Lengan
kanan dalam pelakasanaan dorongan dengan
siakp membengkok ke dalam. Lengan pada pertengahan rekaveri dan dengan siku
tinggi, kaki kanan mulai melakukan tendangan , kaki kiri mulai diangkat ke atas
pada olengan maksimal ke kiri.
8. Lengan
kanan masih dalam dorongan lengan kiri setengah perjalanan rekaveri. Kaki kanan
pada tendangan, sedang kaki kiri naik ke atas dalam keadaan lurus.
9. Lengan
kanan dalam dorongan dengan tepukan pada siku secara maksimal. Lengan kiri
mulai entry. Kaki kanan pada akhir tendangan, sedang kaki kiri pada akhir
gerakan keatas, kepala mulai memutar ke arah kanan.
10.
Lengan kanan masih dalam dorongan,
telapak tangan mengarah ke garis badan lengan kiri menusuk ke air. Kaki kanan
persiapan naik ke atas, kaki kiri dalam pelaksanaan tendangan, kepala menoleh
ke kanan.
11.
Lengan kanan mendekati akhir dorongan,
telapak tangan menghadap keluar. Lengan kiri dalam persiapan menarik. Kaki
kanan dalam perjalanan ke atas lurus, kaki kiri dalam perubahan tendangan.
12.
Lengan kanan pada akhir dorongan, lengan
kiri pada tarikan, kaki kanan masih naik ke atas, kaki kiri pada akhir
tendangan. Kepala menoleh ke kanan dan mengambil napas.
13.
Lengan kanan telah selesai dengan
doroongan , dimana ibu jari menyentuh paha, lengan kiri dalam pelaksanaan
tarikan telapak tangan menghadap keluar. Kaki kanan mulai menendang sedangkan
kaki kiri ke arah atas lurus. Kepala mulai menoleh ke bawah.
14.
Lengan kanan dalam persiapan rekaveri ,
lengan kiri masih dalam tarikan. Kaki kanan dalam tendangan, kaki kiri masih
naik dengan lurus.
15.
Lengan kanan dalam perjalanan rekaveri,
siku tinggi dan lengan kiri dalam tarikan keluar. Kaki kanan pada akhir
tendangan, karena kaki kiri berada maksimal diatas.
16.
Lengan kanan pada pertengahan rekaveri,
lengan kiri pada akhir tarikan. Kaki kiri mulai melaksanakan tendangan dengan
meluruskan lutut.
17.
Lengan kanan hampir selseai rekaveri,
lengan kiri mulai pada dorongan dalam perjalanan mengubah telapak tangan dalam.
Kaki kanan dalam perjalanan ke atas, kaki kiri dalam pelaksanaan tendangan
Gambar 4. Koordinasi Gerakan
BAB V
RENANG GAYA PUNGGUNG
Renang gaya
punggung adalah gaya sesungguhnya yang paling praktis sebagai gaya pertama bagi
mereka yang akan belajar berenang. Mengapa? Karena dengan gaya punggung tak ada
kesulitan dalam bernapas. Wajah dan mulut bebas dari air. Ini sudah diketahui
waktu belajar mengapung. Jika
kita memang sudah bisa mengapung, maka kita sekarang sudah mampu untuk mulai
belajar gaya punggung. Gaya dimana tubuh datar di atas permukaan air, atau
lebih tepat, bergerak dengan mulus melalui permukaan air itu sendiri. Pantat
yang menurun ke bawah, kaki yang tertekuk ke bawah atau menggantung ke bawah,
semua ini akan mengganggu kecepatan renang dan memperlambat gerakan.
Biarkan kepala
membimbing kita, maka seluruh tubuh akan mengikuti dengan sendirinya. Posisi yang paling ideal untuk
kepala adalah kepala cukup di dalam air sehingga kita masih dapat menatap
langit-langit. Mungkin pada awalnya ini agak merisaukan, bagaimana nantiya
kepala terus ke belakang dan seluruh mulut dan hidung kemasukan air? Tetapi
seseungguhnya itu tidak akan terjadi,
meskipun bagi yang belum memperaktekannya sendiri tidak akan percaya begitu
saja. Karena syarat yang paling utama adalah mencobanya sendiri; cobalah untuk
dorong kepala ke belakang sejauh mungkin. Kalau keyakinanmu semakin mantap maka
leher akan semakin rileks dan tak lama lagi kita sanggup menatap langit-langit. Seperti juga gaya bebas, gaya punngung
ini mempergunakan gerak lengan dan kaki secara bergantian dan tidak
bersama-sama seperti halnya gaya kupu-kupu. Sesungguhnya timming ( pengaturan
waktu) dari gaya punggung dan gerakan kakinya sama dengan apa yang kita
temukan pada gaya bebas.
1.
Sikap
Badan
Sikap badan di permukaan air
merupakan kebalikan dari posisi badan dalam
renang gaya bebas, yaitu terlentang membentuk garis horizontal dengan permukaan
air. Pandangan lurus keatas belakang.
Gambar 1. Sikap Badan
2.
Gerakan Kaki
Gerakan kaki pada renang gaya
punggung sama dengan gaya gerakan kaki pada renang gaya bebas. Gerakan kaki
dimulai dengan lecutan-lecutan ujung kaki ke atas dan ke bawah. Sumbu gerakan
adalah pangkal paha.
Gambar 2. Gerakan Kaki
3.
Gerakan
Tangan
Gerakan tangan pada renang gaya
punggung hampir sama dengan gerakan tangan pada renang gaya bebas. Hanya saja ,
dalam renang gaya punggung gerakan arah putarannya kebelakang atas kepala. Gerakan dimulai dari mengangkat tangan
lurus kedepan atas sejauh mungkin melalui samping telinga. Kemudian dilanjutkan
dengan gerakan mendayung sekeras-kerasnya dibawah badan. Gerakan ini dilakukan
secara bergnttian kearah kiri dan kanan.
Gambar 3. Gerakan Tangan
4.
Pengambilan
Napas
Walaupun posisi mulut pada renang
gaya punggung selalu diatas permukaan air namun pengambikan napas diatur
sedemekian rupa sehingga tidak mengganggu kelancaran renang. Yaitu , mengambil
udara pada saat gerakan tangan membuat setengah lingkaran ke arah atas, dan
buanglah napas kembali pada saaat telapak tangan mulai menarik air/mendayung.
Pengambilan napas sebaikya dilakukan melalui mulut, sebab bila bernapas melalui
hidung bisa mengakibatkan masuknya air ke dalam hidung.
Gambar 4. Pengambilan Napas
BAB VI
RENANG GAYA KUPU-KUPU
Renang gaya kupu-kupu menggunakan
gerakan lengan keluar dari air sehingga dengan sendirinya ini lebih cepat
lajunya jika dibandingkan dengan gaya biasa yang dipelajari sesuai dengan
tradisi sejak dulu. Karena gaya ini seakan-akan mengancam gaya kedudukan yang
lama maka pada tahun 1953 gaya ini dipisahkan
sebagai gaya lain dengan sebutan gaya kupu-kupu (butterfly stroke). Gaya ini diatur oleh beberapa peraturan
sebagai berikut : kedua lengan harus digerakan ke depan bersama-sama diatas air
dan harus ditarik ke belakang pada saat yang sama pula kecuali itu sikap harus
demikian sehingga seakan–akan menghadap air dengan kedua bahu paralel dengan
permukaan. Perenang yang bahunya fleksibel akan jadi perenang gaya kupu-kupu
yang paling baik karena mereka dapat menahan tubuh mereka dalam keadaan datar
dan lurus.
1.
Gerakan
Lengan
Gerakan lengan
dari gaya kupu-kupu ini serupa dengan gaya bebas, tetapi kedua lengan harus
bekerja bersama-sama untuk melakukan gerakan ini dibutuhkan bahu yang kuat.
Semakin kuat ayunan kebelakang ( menuju paha) di bagian akhir setiap gerakan
semakin cepat pulalah laju di dalam air.
Pertama cobalah
untuk memasukkan tanganmu kedalam air pada lebar bahu dengan kedua ibu jari di
arahkan ke bawah. Begitu tanganmu berada
didalam air maka tekanlah tangan mu ke bawah, diputarkann dan di arahkan
keluar. Tangan itu bergerak sedikit keluar bahu dan kemudian ditekukkan,
smentara tangan bergerak dibawah bahu dan terus didorong melalui paha.
Ketika tangan
mencpai akhir dari gerakan ayunan maka tangan itu mulai dari gerakan pemulihan.
Tangan-tanganmu harus meninggalkan air dengan telapak tangan mengarah ke atas.
Kedua lengan harus keluar dari air bersama-sama dan diayunkan kedepan bersama
pula dengan gerakan yang cepat. Usahakan agar siku terlempar tinggi untuk membantu
pengangkatan bagian depan tubuh kita.
Gambar 1. Gerakan Lengan
2.
Gerakan
Kaki
Gerakan kaki ini
dimulai dekat permukaan air, dengan lutut sedikit tertekuk,. Kaki lalu didorong
kebawah dengan tajam dan cepat-cepat diluruskan. Dengan demikian kaki akan
diayunkan bagaikan sirip ikan dan kaki naik ke atas lagi.
Sekarang kaki
harus diangkat lagi menuju permukaan air dan lutut ditekukkan dan agak dibuka
sementara semakin mendekati bagian akhir dari gerakan, untuk kembali lagi pada
awal gerakan berikutnya.
Selama melakukan
gerakan ini diusahakan agar kaki agak dibelokkan sedikit, kedua ibu jari saling berdekatan.
Tetapi yang terutama harus diingat adalah gerakan ini selalu dimulai kesan
gerakan seekor ikan. Bersamaan dengan itu jangan pula menggerakannya secara
berlebihan.
Gambar 2. Gerakan Kaki
3.
Gerakan
Pernapasan
Sebelum kita
mencoba untuk menyatukan kedua gerakan lengan dan kaki, maka pikirkan sebentar
proses pada pernapasan. Mungkin kita sekarang sudah menyadari bahwa karena
kedua lengan kita harus bergerak bersama-sama dan kepala kita untuk sebagian
besar berada di dalam air maka ada kesulitan dalam mengatur pernapasan.
Cara yang
terbaik dan saat yang terbaik untuk bernapas adalah disaat tanganmu mulai
ditarik ke arah bahumu. Dalam posisi ini paling mudah untuk mengangkat kepala
ke luar dari dalam air, atau sesungguhya hanya menggerakan dagu ke depan saja
untuk mengeluarkan napas dengan eksposif, lalu cepat-cepat menarik napas lagi.
Gambar 3. Gerakan Pernapasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar